Sabtu, 29 November 2014

My Way To Be Something

Tidak terasa sudah 2 tahun aku lulus smp, waktu begitu cepat berlalu, baru kemarin saja aku merasa anak remaja yang punya cita-cita sama seperti teman yang lain ingin sekali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ingin jadi anak sma, hmmm kadang disaat aku sendiri aku membayangkan bagaimana rasanya menjadi anak kuliahan begitu, hehehe namun kadang mimpi yang indah seperti itu aku tidak berani mengharapkannya karena aku tahu tidak mau menyusahkan orangtuaku, mengingat keadaan ekonomi keluarga aku yang termasuk keluarga yang tidak begitu mampu, lulus sma saja aku sudah sangat bersyukur.
Jujur sampai saat ini aku masih merasa nothing karena aku belum bisa membahagiakan orangtua aku, aku belum menjadi kebanggaan mereka, kadang-kadang aku berfikir apakah suatu saat aku akan menjadi something yang bisa memberikan kebahagiaan tersendiri buat keluargaku, terutama ayah dan ibu, hal inilah yang membuat aku kadang merasa rendah diri di manapun aku berada, karena aku belum menjadi something, hahahah bagaimana mau jadi something kalau pendidikan cuma sma saja, cita-cita sama mimpi itu tidak ada gunanya kalau cuma menghayal sama mimpi saja, walaupun aku tahu untuk menjadi sesuatu itu perlu perjuangan dan kerja keras, tapi kadang kala aku masih saja malas-malasan, hehehehe maklum masih muda pikirku, ssttt pemikiran seperti inilah yang akan menghalangi langkahmu untuk menjadi something.
Bye-bye. kampungku.
Karena aku tidak ingin membebani ayah ibu untuk kuliah, maka pikirku lebih baik aku pergi merantau untuk cari uang, sekalian kalau sudah kerja aku bisa kuliah, terus jadi something nantinya, tekadku sudah sangat bulat untuk pergi mengadu nasib ke negeri orang, dengan berbekal modal nekad dan ijazah smu plus sertifikat komputer, walaupun kursusnya cuma satu bulan heheheh yang penting sertifikat ada. Sebenarnya yang mnejadi kota impianku adalah jakarta, hmmm siapa tahu bisa jadi artis, ngimpi. modal tampang aja pas-pasan, apalagi suara, namun takdir berkehendak lain, mau tidak mau aku harus ke jayapura karena aku hanya punya saudara disana jadi bisa numpang, maklum waktu itu umur aku baru mau 18 belas tahun, jadi masih takut untuk kos sendiri.
Hari itu aku masih ingat sampai sekarang ketika aku akan berangkat ke jayapura uang tiket bus sama tiket pesawat yang aku gunakan adalah hasil hutang dari tetangga, kadang aku meneteskan air mata ketika mengingat semua perjuangan orangtuaku mulai dari membiayai kami anaknya enam orang, hingga menyekolahkan aku dan saudara-saudaraku hingga bisa menginjak dunia pendidikan, walaupun ayah dan ibuku hanya seoarang petani namun mereka tidak ingin kami anak-anaknya terputus sekolah, itu yang paling membuatku sangat bangga pada mereka dan dalam hati kecilku yang paling dalam aku ingin sekali bisa membalas dan memberikan setitik kebahagiaan buat kedua orangtuaku. Aku selalu berdoa kepada sang pencipta agar ayah dan ibuku diberi umur panjang dan kesehatan yang baik dalam menjalani masa tua mereka. Hmmm dan aku juga selalu berdoa agar aku bisa memiliki pekerjaan yang baik, dan punya uang yang banyak agar aku bisa membawa ayah dan ibu keliling indonesia, atau bahkan dunia. Hehhehhe mimpi yang terlalu tinggi, tapi apa salahnya toh semua manusia memiliki hak untuk bermimpi.
Saat itu pukul empat sore, hari dimana aku akan pergi meninggalkan orang-orang yang aku sangat sayangi, ayah, ibu, dan dua adik aku, komo dan lala, serta meninggalkan kampung yang indah, sejuk. saat itu ayah tidak pergi mengantarku karena ayah bilang, ayah takut nanti dia menangis melepasku pergi. satu pesan orangtuaku saat itu yang paling aku ingat.
“jangan lupa jaga kesehatan, yang sabar di rantau orang. Kalau kamu sabar dan tekun pasti kamu akan sukses jadi orang” itu kata ayah saat itu. aku hanya menganggukkan kepala. Jadi yang mengantarku saat itu hanya ibu dan adik-adikku, ayah memang orangnya agak diam, dan banyak nasehatnya sedangkan ibu orangnya periang, lugu dan bicaranya agak ceplas-ceplos, heheheh. Saat dalam taksi menuju ke terminal ibu banyak memberiku nasehat.
“nanti kamu kerja yang rajin.!, kalau numpang di rumah orang jangan malas-malas.”
“terus cari uang yang banyak”
“lalu jangan main perempuan”
“kemudian jangan merokok”
“Ssstt satu lagi yang tak boleh ketinggalan jangan menjudi.”
“Terus jangan. Jangan yang lain-lainnya” kata ibu.
“hehehehh. mirip orang ceramah ya.” timpalku
“iya dong, supaya kamu nanti bisa jadi orang sukses” kata ibu lagi sambil tertawa dengan tawanya yang khas.
Tidak terasa kami pun sudah sampai di terminal bus yang akan membawaku ke makassar. Setelah menunggu kira-kira satu jam akhirnya bus itu pun datang, rasanya sangat berat berpisah dengan mereka tapi itulah kehidupan harus diperjuangkan. dan kalau bukan kita yang merubahnya siapa lagi, dan kalau bukan pada saat masih muda kapan lagi. Itulah prinsipku,
“ibu aku pamit, mohon doanya, jangan lupa jaga kesehatan” kataku
“iya nak, kamu hati-hati di jalan, jangan lupa kabari kalau sudah sampai” jawab ibu.
“pasti bu, aku akan menelpon kalau sudah sampai di jayapura” jawabku lagi, rasanya air mata ini akan menetes namun aku berusaha menahannya, aku tidak ingin melihat ibuku lebih sedih lagi dari aku
Suara klakson bis pun berbunyi pertanda bis akan segera berangkat aku pun memeluk ibu dan adik-adik aku seraya melangkahkan kaki menaiki bis pelangi. Dalam bis aku berusaha untuk tidur agar nantinya dalam perjalan yang panjang ini aku tidak udik, hihihihi alias muntah, maklum ini pertama kalinya seumur hidupku aku naik bis dan melakukan perjalan jauh yaitu sekitar satu malam. Walaupun sudah berusaha tidur namun mata ini masih tetap tidak bisa tidur, kucoba memutar radio lewat hp, namun sayang frekuensinya tidak dapat, yang kedengaran malah mirip suara minyak goreng yang lagi dipanasin, csicicisisisisi. tititi, huft. Sebenarnya sih mau putar lagu mp3, tapi maaf seribu maaf hheheh hpnya hp kayu alias hp hitam putih. sttt tiba-tiba. Akhirnya hal yang paling aku takutkan muncul secara tiba-tiba!
“Gukkguruugukk” bunyi dari bawah perutku, aku pun berharap plis jangan sampai aku muntah di atas bis, malu banyak orang, lagi pula saat itu orang masih pada bangun lampu di atas bis masih menyala. Maklum perjalan baru satu jam meninggalkan terminal. Keringat pun membasahi tubuhku, gara-gara menahan rasa mual. Setelah 15 menit lampu bis pun padam, huft. Lega rasanya biar muntah juga tidak apa-apa wong tidak ada yang liat, hehehehe.
Tidak terasa akhirnya bis yang saya tumpangi pun tiba di airport sultan hasanuddin di kota makassar, rasa capek, pegal di dalam bis hilang seketika ketika melihat keramaian kota makassar. Pengen sekali rasanya singgah sebentar jalan-jalan merasakan bagaimana ramainya kota makassar. Namun sayang beribu sayang selain tidak tahu jalan, waktu juga tidak mendukung sekali karena sebentar jam 9 pagi ini, pesawat ke jayapura akan berangkat. Berarti tinggal satu jam dari sekarang. terpaksa saya harus menunggu di airport. Tidak sabar rasanya bagaimana naik pesawat pertama kalinya. Rasa senang, cemas. semua bercampur jadi satu. Maklum ini pertama kalinya saya naik pesawat.
Welcome jayapura.
Setelah menempuh waktu kira-kira 2 jam akhirnya saya pun sampai juga, di bandara sentani. Pikirku sebelum sampai, jayapura itu sepi, tidak ramai. namun ternyata ketika saya sampai, kaget. takjub dan terpesona akan keindahan kota jayapura apalagi pada waktu malam, lampu-lampu menghiasi tubuh kota jayapura menambah keindahan kota jayapura ketika malam hari. Semua rasa letih dan capek dalam perjalanan hilang seketika.
“woi. Bangun ini sudah siang” kata saudaraku. Aku tinggal sama saudara perempuan,
“iya, sbentar lagi masih mengantuk ini” jawabku, ternyata sudah siang, mungkin karena kecapean dalam perjalanan kemarin sehingga saya bangun agak kesiangan.
“bangun-bangun, jangan tidur lagi, disini kalau tidur pagi nanti kamu bisa kena malaria, mau!” Kata kakakku.
“hahahaha. Siapa yang bilang. apa hubungannya tidur pagi sama sakit malaria, ada-ada saja.” timpalku.
“ya sudah kalau tidak percaya, nanti kamu kena malaria baru tau rasa! Kemarin saja ada tetangga kita yang sakit malaria sampai gila”. Cetus kakakku.
Saya langsung kaget dan loncat dari tempat tidur. sakit malaria tidak apa-apa tapi kalau sampai gila. Ah pikir-pikir dulu. Memang sih katanya kalau sering tidur pagi, telat makan, nanti bisa sakit malaria, apalagi ini daerah papua yang suhunya beda dengan tempat asalku.
Tidak terasa saya sudah dua hari di jayapura, pikirku saya harus fokus pada tujuan utama saya datang yaitu mencari pekerjaan. Eits tunggu dulu untuk melamar pekerjaan saya harus menyiapkan berkas-berkas, photo warna lah, kartu pencari kerja, dan ktp yang paling utama. Tapi cara ngurusnya dimana? Bingung. untung ada kakakku jadi tinggal tanya sama dia, maklum dia kan sudah tiga tahun disini jadi pasti dia tau. Setelah diberikan info sama saudaraku aku pun pergi untuk mengurus berkas surat lamaran kerja. Ternyata tidak mudah juga, harus antri, tunggu beberapa hari baru bisa beres semuanya.
Ssst perjuangan belum selesai sekarang yang jadi masalah adalah mau melamar pekerjaan dimana? Tanpa kehilangan akal, akhirnya saya menemukan ide untuk mencari info loker alias lowongan kerja di koran “cepos” salah satu koran yang ada di jayapura. Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar