Tidak terasa sudah 2 tahun aku lulus smp, waktu begitu cepat berlalu,
baru kemarin saja aku merasa anak remaja yang punya cita-cita sama
seperti teman yang lain ingin sekali melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, ingin jadi anak sma, hmmm kadang disaat aku
sendiri aku membayangkan bagaimana rasanya menjadi anak kuliahan begitu,
hehehe namun kadang mimpi yang indah seperti itu aku tidak berani
mengharapkannya karena aku tahu tidak mau menyusahkan orangtuaku,
mengingat keadaan ekonomi keluarga aku yang termasuk keluarga yang tidak
begitu mampu, lulus sma saja aku sudah sangat bersyukur.
Jujur sampai saat ini aku masih merasa nothing karena aku belum bisa
membahagiakan orangtua aku, aku belum menjadi kebanggaan mereka,
kadang-kadang aku berfikir apakah suatu saat aku akan menjadi something
yang bisa memberikan kebahagiaan tersendiri buat keluargaku, terutama
ayah dan ibu, hal inilah yang membuat aku kadang merasa rendah diri di
manapun aku berada, karena aku belum menjadi something, hahahah
bagaimana mau jadi something kalau pendidikan cuma sma saja, cita-cita
sama mimpi itu tidak ada gunanya kalau cuma menghayal sama mimpi saja,
walaupun aku tahu untuk menjadi sesuatu itu perlu perjuangan dan kerja
keras, tapi kadang kala aku masih saja malas-malasan, hehehehe maklum
masih muda pikirku, ssttt pemikiran seperti inilah yang akan menghalangi
langkahmu untuk menjadi something.
Bye-bye. kampungku.
Karena aku tidak ingin membebani ayah ibu untuk kuliah, maka pikirku
lebih baik aku pergi merantau untuk cari uang, sekalian kalau sudah
kerja aku bisa kuliah, terus jadi something nantinya, tekadku sudah
sangat bulat untuk pergi mengadu nasib ke negeri orang, dengan berbekal
modal nekad dan ijazah smu plus sertifikat komputer, walaupun kursusnya
cuma satu bulan heheheh yang penting sertifikat ada. Sebenarnya yang
mnejadi kota impianku adalah jakarta, hmmm siapa tahu bisa jadi artis,
ngimpi. modal tampang aja pas-pasan, apalagi suara, namun takdir
berkehendak lain, mau tidak mau aku harus ke jayapura karena aku hanya
punya saudara disana jadi bisa numpang, maklum waktu itu umur aku baru
mau 18 belas tahun, jadi masih takut untuk kos sendiri.
Hari itu aku masih ingat sampai sekarang ketika aku akan berangkat ke
jayapura uang tiket bus sama tiket pesawat yang aku gunakan adalah
hasil hutang dari tetangga, kadang aku meneteskan air mata ketika
mengingat semua perjuangan orangtuaku mulai dari membiayai kami anaknya
enam orang, hingga menyekolahkan aku dan saudara-saudaraku hingga bisa
menginjak dunia pendidikan, walaupun ayah dan ibuku hanya seoarang
petani namun mereka tidak ingin kami anak-anaknya terputus sekolah, itu
yang paling membuatku sangat bangga pada mereka dan dalam hati kecilku
yang paling dalam aku ingin sekali bisa membalas dan memberikan setitik
kebahagiaan buat kedua orangtuaku. Aku selalu berdoa kepada sang
pencipta agar ayah dan ibuku diberi umur panjang dan kesehatan yang baik
dalam menjalani masa tua mereka. Hmmm dan aku juga selalu berdoa agar
aku bisa memiliki pekerjaan yang baik, dan punya uang yang banyak agar
aku bisa membawa ayah dan ibu keliling indonesia, atau bahkan dunia.
Hehhehhe mimpi yang terlalu tinggi, tapi apa salahnya toh semua manusia
memiliki hak untuk bermimpi.
Saat itu pukul empat sore, hari dimana aku akan pergi meninggalkan
orang-orang yang aku sangat sayangi, ayah, ibu, dan dua adik aku, komo
dan lala, serta meninggalkan kampung yang indah, sejuk. saat itu ayah
tidak pergi mengantarku karena ayah bilang, ayah takut nanti dia
menangis melepasku pergi. satu pesan orangtuaku saat itu yang paling aku
ingat.
“jangan lupa jaga kesehatan, yang sabar di rantau orang. Kalau kamu
sabar dan tekun pasti kamu akan sukses jadi orang” itu kata ayah saat
itu. aku hanya menganggukkan kepala. Jadi yang mengantarku saat itu
hanya ibu dan adik-adikku, ayah memang orangnya agak diam, dan banyak
nasehatnya sedangkan ibu orangnya periang, lugu dan bicaranya agak
ceplas-ceplos, heheheh. Saat dalam taksi menuju ke terminal ibu banyak
memberiku nasehat.
“nanti kamu kerja yang rajin.!, kalau numpang di rumah orang jangan malas-malas.”
“terus cari uang yang banyak”
“lalu jangan main perempuan”
“kemudian jangan merokok”
“Ssstt satu lagi yang tak boleh ketinggalan jangan menjudi.”
“Terus jangan. Jangan yang lain-lainnya” kata ibu.
“hehehehh. mirip orang ceramah ya.” timpalku
“iya dong, supaya kamu nanti bisa jadi orang sukses” kata ibu lagi sambil tertawa dengan tawanya yang khas.
Tidak terasa kami pun sudah sampai di terminal bus yang akan
membawaku ke makassar. Setelah menunggu kira-kira satu jam akhirnya bus
itu pun datang, rasanya sangat berat berpisah dengan mereka tapi itulah
kehidupan harus diperjuangkan. dan kalau bukan kita yang merubahnya
siapa lagi, dan kalau bukan pada saat masih muda kapan lagi. Itulah
prinsipku,
“ibu aku pamit, mohon doanya, jangan lupa jaga kesehatan” kataku
“iya nak, kamu hati-hati di jalan, jangan lupa kabari kalau sudah sampai” jawab ibu.
“pasti bu, aku akan menelpon kalau sudah sampai di jayapura” jawabku
lagi, rasanya air mata ini akan menetes namun aku berusaha menahannya,
aku tidak ingin melihat ibuku lebih sedih lagi dari aku
Suara klakson bis pun berbunyi pertanda bis akan segera berangkat aku
pun memeluk ibu dan adik-adik aku seraya melangkahkan kaki menaiki bis
pelangi. Dalam bis aku berusaha untuk tidur agar nantinya dalam perjalan
yang panjang ini aku tidak udik, hihihihi alias muntah, maklum ini
pertama kalinya seumur hidupku aku naik bis dan melakukan perjalan jauh
yaitu sekitar satu malam. Walaupun sudah berusaha tidur namun mata ini
masih tetap tidak bisa tidur, kucoba memutar radio lewat hp, namun
sayang frekuensinya tidak dapat, yang kedengaran malah mirip suara
minyak goreng yang lagi dipanasin, csicicisisisisi. tititi, huft.
Sebenarnya sih mau putar lagu mp3, tapi maaf seribu maaf hheheh hpnya hp
kayu alias hp hitam putih. sttt tiba-tiba. Akhirnya hal yang paling aku
takutkan muncul secara tiba-tiba!
“Gukkguruugukk” bunyi dari bawah perutku, aku pun berharap plis jangan
sampai aku muntah di atas bis, malu banyak orang, lagi pula saat itu
orang masih pada bangun lampu di atas bis masih menyala. Maklum perjalan
baru satu jam meninggalkan terminal. Keringat pun membasahi tubuhku,
gara-gara menahan rasa mual. Setelah 15 menit lampu bis pun padam, huft.
Lega rasanya biar muntah juga tidak apa-apa wong tidak ada yang liat,
hehehehe.
Tidak terasa akhirnya bis yang saya tumpangi pun tiba di airport
sultan hasanuddin di kota makassar, rasa capek, pegal di dalam bis
hilang seketika ketika melihat keramaian kota makassar. Pengen sekali
rasanya singgah sebentar jalan-jalan merasakan bagaimana ramainya kota
makassar. Namun sayang beribu sayang selain tidak tahu jalan, waktu juga
tidak mendukung sekali karena sebentar jam 9 pagi ini, pesawat ke
jayapura akan berangkat. Berarti tinggal satu jam dari sekarang.
terpaksa saya harus menunggu di airport. Tidak sabar rasanya bagaimana
naik pesawat pertama kalinya. Rasa senang, cemas. semua bercampur jadi
satu. Maklum ini pertama kalinya saya naik pesawat.
Welcome jayapura.
Setelah menempuh waktu kira-kira 2 jam akhirnya saya pun sampai juga, di
bandara sentani. Pikirku sebelum sampai, jayapura itu sepi, tidak
ramai. namun ternyata ketika saya sampai, kaget. takjub dan terpesona
akan keindahan kota jayapura apalagi pada waktu malam, lampu-lampu
menghiasi tubuh kota jayapura menambah keindahan kota jayapura ketika
malam hari. Semua rasa letih dan capek dalam perjalanan hilang seketika.
“woi. Bangun ini sudah siang” kata saudaraku. Aku tinggal sama saudara perempuan,
“iya, sbentar lagi masih mengantuk ini” jawabku, ternyata sudah siang,
mungkin karena kecapean dalam perjalanan kemarin sehingga saya bangun
agak kesiangan.
“bangun-bangun, jangan tidur lagi, disini kalau tidur pagi nanti kamu bisa kena malaria, mau!” Kata kakakku.
“hahahaha. Siapa yang bilang. apa hubungannya tidur pagi sama sakit malaria, ada-ada saja.” timpalku.
“ya sudah kalau tidak percaya, nanti kamu kena malaria baru tau rasa!
Kemarin saja ada tetangga kita yang sakit malaria sampai gila”. Cetus
kakakku.
Saya langsung kaget dan loncat dari tempat tidur. sakit malaria tidak
apa-apa tapi kalau sampai gila. Ah pikir-pikir dulu. Memang sih katanya
kalau sering tidur pagi, telat makan, nanti bisa sakit malaria, apalagi
ini daerah papua yang suhunya beda dengan tempat asalku.
Tidak terasa saya sudah dua hari di jayapura, pikirku saya harus
fokus pada tujuan utama saya datang yaitu mencari pekerjaan. Eits tunggu
dulu untuk melamar pekerjaan saya harus menyiapkan berkas-berkas, photo
warna lah, kartu pencari kerja, dan ktp yang paling utama. Tapi cara
ngurusnya dimana? Bingung. untung ada kakakku jadi tinggal tanya sama
dia, maklum dia kan sudah tiga tahun disini jadi pasti dia tau. Setelah
diberikan info sama saudaraku aku pun pergi untuk mengurus berkas surat
lamaran kerja. Ternyata tidak mudah juga, harus antri, tunggu beberapa
hari baru bisa beres semuanya.
Ssst perjuangan belum selesai sekarang yang jadi masalah adalah mau
melamar pekerjaan dimana? Tanpa kehilangan akal, akhirnya saya menemukan
ide untuk mencari info loker alias lowongan kerja di koran “cepos”
salah satu koran yang ada di jayapura. Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar